Salahsatu kegiatan tersebut digelar di Pondok Pesantren Ummul Qura, Pamulang, Tangerang Selatan, Banten. Mana WiFi saya kok hilang ini." Jul 25, 2022. Nama Citayam Fashion Week Didaftarkan, Legislator: Kreasi Anak Muda SCBD Nggak Usah Diklaim Pakai Merek Segala Emak-emak Bagikan Trik Setrika Seragam agar Lebih Rapi
Cara menandai baju agar tidak tertukar selama tinggal di pesantren penting untuk diketahui oleh setiap santri. Pasalnya, kejadian baju yang tertukar atau bahkan hilang adalah fenomena yang sangat sering dialami oleh banyak orang selama hidup di asrama pondok ada banyak faktor penyebab hal ini bisa terjadi, sehingga Anda tidak bisa serta merta menyalahkan pihak tertentu saja. Bisa jadi, hal ini mungkin terjadi karena kurang teliti. Namun, ada baiknya untuk selalu berhati-hati untuk mencegah hal tersebut tertukarnya pakaian pribadi juga bisa menimbulkan sejumlah masalah. Baik itu masalah kesehatan kulit yang menular, ukuran pakaian menjadi kurang pas, atau konflik bersama sesama santri penghuni karena itu, Anda perlu mengetahui trik agar baju tidak hilang di pesantren akibat tertukar. Sehingga, masalah yang mungkin timbul juga bisa dicegah agar tidak berkembang menjadi konflik antar Baju Dapat Tertukar Saat di PesantrenAda beberapa hal yang bisa menjadi faktor penyebab baju Anda tertukar dengan milik orang lain. Yaitu bisa karena karena faktor internal seperti ketelitian diri sendiri, atau faktor eksternal akibat orang lain, di antaranya sebagai berikut1. Santri Kurang TelitiPenyebab pertama adalah santri kurang teliti saat menyimpan pakaiannya di lemari. Sehingga jika ada orang lain yang memiliki model atau warna pakaian serupa dan tidak menerapkan cara menandai baju agar tidak tertukar, mereka berpotensi salah mengambil Pakaian Tercampur Saat di LaundryBiasanya, para santri sering pergi bersama-sama, baik itu makan, belajar, hingga mencuci. Jika mencuci pakaian sendiri, biasanya risiko tertukarnya pakaian bisa dihindari. Tapi jika mencuci di laundry, maka jika pihak laundry kurang teliti maka pakaian Anda bisa Salah Mengambil JemuranKebanyakan kejadian tertukarnya baju di pesantren memang disebabkan oleh unsur ketidak sengajaan, misalnya salah mengambil jemuran. Itu sebabnya, penting untuk menerapkan cara menandai baju agar tidak tertukar, atau menjemur pakaian di tempat Sengaja Ditukar Oleh Pihak Tidak Bertanggung JawabTidak dapat dipungkiri, faktor penyebab satu ini juga sebenarnya sering dialami santri. Pasalnya, perilaku orang berbeda-beda dan sulit untuk diprediksi. Oleh karena itu, penting untuk selalu berhati-hati dalam menjaga barang-barang Baju yang Tertukar dengan Milik Orang LainSebenarnya, jika kondisi baju yang tertukar tidak bermasalah, maka Anda tidak membutuhkan cara menandai baju agar tidak tertukar. Namun pada kondisi tertentu, tertukarnya baju dengan milik orang lain bisa menimbulkan masalah berikut ini1. Tertular PenyakitPakaian adalah salah satu media penyebaran penyakit, terutama jenis penyakit kulit yang mudah menular seperti kudis, kurap, jamur, dan lain sebagainya. Jika baju Anda bertukar dengan pengidap penyakit kulit, maka potensi ikut tertular juga semakin Tidak Sesuai Ukuran BadanJika ukuran pakaian hasil tertukarnya berbeda, entah itu kebesaran ataupun kekecilan, pemilik tentu akan mengalami kesulitan untuk mengenakan bajunya. Itulah sebabnya, penting bagi para santri untuk mengetahui cara menandai baju agar tidak Menimbulkan Konflik atau Masalah LainnyaSebenarnya, konflik atau masalah lainnya bisa dicegah dengan cara berdiskusi secara baik-baik. Tetapi tidak bisa dipungkiri, tertukarnya pakaian di pondok pesantren bisa menimbulkan kecurigaan antar santri, hingga berpotensi memantik Cara Menandai Baju agar Tidak Tertukar di PesantrenAgar pakaian Anda tidak tertukar dengan orang lain, penting untuk mengetahui bagaimana cara menandai barang agar tidak hilang. Namun, terdapat beberapa trik yang harus diketahui supaya tanda tersebut tidak mudah hilang, baik secara sengaja maupun tidak Anda bisa meletakkan tandanya pada bagian-bagian yang tersembunyi di lipatan pakaian, menggunakan label khusus, dan lain sebagainya. Sebagai panduan, berikut ini adalah 5 cara yang bisa Anda terapkan saat tinggal di pesantren1. Beri Tanda di Bagian Luar KerahCara pertama adalah dengan memberi tanda khusus pada bagian luar kerah, apabila bajunya memiliki model seragam. Sebab, bagian kerah lebih mudah ditemukan dan diperiksa. Anda bisa menandainya menggunakan inisial nama, paraf kecil, simbol khusus, dan lain Beri Tanda di Area LenganJika jenis pakaiannya tanpa lengan, cara menandai baju agar tidak tertukar adalah dengan memberi tanda pada area lengan. Tandai di daerah yang mudah dilihat namun sulit diamati orang lain, misalnya pada bagian dalam lipatan jahitan Beri Tanda di Bagian Bawah BajuSelain bagian lengan, pada bagian bawah baju juga umumnya terdapat lipatan kecil yang sulit dilihat orang lain. Anda bisa memberi tanda pada bagian tersebut, sehingga jika ada pihak yang mengakui itu miliknya, Anda bisa memberi bukti secara Gunakan Baju yang BerbedaBiasanya, pakaian yang rentan tertukar adalah seragam dengan model, ukuran, bahan, atau merk yang sama. Sebagai solusi alternatif, selain menggunakan cara menandai baju agar tidak tertukar, Anda bisa membuat baju secara custom dan diberi tanda pembeda Gunakan Label NamaKhusus seragam atau pakaian bersifat formal, cobalah menjahit bagian depannya dengan label bertuliskan nama lengkap. Selain mudah dikenali, jahitan atau rajutan label nama lebih juga sulit untuk dihapus atau dilepas oleh pihak kurang bertanggung Gunakan Label MerkPernah melihat label merk baju yang biasanya disematkan pada bagian kerah belakang? Untuk baju kasual selain seragam, cara menandai baju agar tidak tertukar adalah dengan menggunakan label merk yang dijahit ke bagian kerah, agar sulit dilepas dan ditukar Gunakan Alat Penanda yang Tahan LamaDi manapun tandanya diletakkan, hal itu percuma jika tanda yang diberikan mudah terhapus saat dicuci, atau mudah dilepas dan disobek orang lain. Solusinya, gunakan alat penanda tahan lama seperti spidol permanen, Tipe-X, atau alat untuk menandai pakaian pakaian, sebenarnya seluruh barang bawaan pribadi lainnya juga harus selalu dijaga jika Anda tinggal di tempat seperti asrama atau pondok pesantren. Anda juga harus selalu menjaga komunikasi bersama sesama penghuni untuk menumbuhkan rasa saling sesama santri yang menghuni saling mempercayai satu sama lain dan bersikap lebih teliti serta hati-hati, maka risiko tertukarnya pakaian bisa dihindari. Namun sebagai tindak pencegahan, cara menandai baju agar tidak tertukar di atas bisa Anda terapkan. Dilaporkan satu rumah warga rusak di Dusun Ngganten, Desa Tulungrejo, Kecamatan Ngantang. Plt Kabid Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Malang Sadono Irawan mengatakan, tanah longsor menerpa rumah warga pukul 16.00 WIB, Selasa sore (2/2/2021). "Penyebabnya hujan lebat yang terjadi di Kecamatan Ngantang sejak Selasa siang Sandal kalian hilang? Nih, saya kasih tahu cara santri menjaga sandalnya agar tak hilangSandal outdoor saya akhirnya putus saat menanti bus di daerah Braan, Kertosono. Saya malu nggak ketulungan, bukan dengan orang sekitar, melainkan istri saya. Lha bagaimana tidak, sandalnya begitu awet sejak awal kami menikah tahun 2013 hingga saat ini. Padahal harganya hanya 35 ribu saat itu, saya, dengan sandal outdoor ratusan ribu hanya berumur dua tahun. Akhirnya, saya memutuskan untuk membeli sandal jepit Sw*allow, sandal legendaris umat tidak tahu mengapa sandal ini begitu favorit padahal sandal ini gampang sekali menghilang dari pandangan meski hanya ditinggal mengedipkan mata. Mungkin karena murah dan enak dipakai, jadi kerap dibeli. Tapi, ya itu, gampang santri hingga pengurus memutar otak untuk menghentikan tradisi ghosob meminjam tanpa izin ini. Kalau saya ingat-ingat betul ada lima strategi yang dilakukan umat santri dalam hal ini. Strategi ini sebenarnya bisa dipakai luar kalangan santri juga.1 Menandai sandalAgar tak tertukar atau gampang dicari, biasanya para santri menandai sandal mereka. Cuilan di pojokan, atau garis lintang membelah tengah sandal adalah tanda yang paling umum dan sederhana. Penanda ini akhirnya berevolusi menjadi tulisan seperti “abah”, “sandal kiai”, atau yang sempat viral “yumna” kanan dan “yusra”kiri yang kemudian dianggap sebagai penistaan agama. Ehm. Sini mondok dulu, sederhana itu kemudian berkembang lagi menjadi ukiran foto sepasang kekasih kemudian difigura dan dijadikan hadiah pengantin. Dulu kok nggak ada yang memberi saya gituan, sandal yang diberi tanda itu Sw*llow. Alasannya? Karena lapisannya mudah dikupas, dan tentunya murah. Nggak mungkin juga kalian mau kupas dan corat-coret sandal branded mahal.2 Ditaruh di depan kamar ustazKamar ustaz atau pengurus dinilai tempat paling aman bagi para pemilik sandal. Santri muda yang belum menjadi pengurus pasti tidak berani mengambil, eh, ghosob sandal yang ada di depan kamar nggak berani? Pertama, mereka takut karena bakal ketahuan. Kedua karena takut kualat. Ancaman tidak berkah ini sering muncul saat pengajian kitab Ta’lim Muta’allim. Ancamannya pun macam-macam ilmu yang nggak berkah, hingga ditempatkan di masyarakat yang tidak dari itu, dulu sempat saya saya temukan teman-teman saya sengaja menaruh sandalnya di tempat ustaz. Masalahnya, yang naruh sandal di sana jadi banyak. Satu dua santri tidak masalah, yang jadi masalah 50 persen santri menaruh sandalnya di sana. Akhirnya Pak Ustaz menempel pengumuman“Selain sandal ustaz dilarang masuk.”3 DisembunyikanAda trik lain yang simpel, tapi cerdik, yaitu sembunyikan salah satu sandal. Jadi, yang ditaruh yang kiri doang. Trik cerdik ini mulai saya temukan di adik kelas saya. Kala itu saya menemukan keanehan, banyak sebuah sandal tanpa pasangannya berada di semak-semak, di bawah pohon, di tepi taman, dan lain saya tanya mereka, jawabnya sederhana, “Biar nggak di-ghosob, Kak.” Iya juga, sih. Siapa juga yang mau memakai sandal kanan saja, atau kiri ketika saya sampai ke asrama, semua sandal hanya satu sisi saja. Hmmmm.4 Menyeragamkan warna sandalIni ijtihad dari pengurus. Karena saking pusingnya, diputuskan bahwa warna sandal satu kelas harus warna yang sama. Kalau keberatan dicat. Jadi kalau tertukar, ya tetep aja pake sandal yang sama. Kan warnanya sama. Paling yang berbeda ya ini cenderung efektif, terlebih kalau yang sandalnya seragam itu sandal senior. Langsung dipuja dan dikeramatkan. Hahaha.5 Memakai tas sandalIni juga salah satu usaha pengurus. Di awal pendaftaran, ada sebagian pesantren yang sudah mewajibkan calon santrinya membeli tas sandal. Tas ini cenderung kecil, tapi cukup untuk dimasuki sandal. Nah, di tas itu, nanti diberi nama, asrama, dan kelas. Jadi, jelas ini sandal punya kalau tasnya dimaling. Ealah.6 Memakai sandal refleksiSaya rasa, ini teknik paling efektif. Coba deh pikir, siapa, sih, yang mau menyiksa telapak kakinya dengan sandal refleksi yang menyiksa itu?7 DigembokIni trik terakhir, sandalnya digembok. Wis, kebangeten kalau dicolong. Kalau ini sudah tidak mempan lagi, ya sudah pakai sandal kulit buatan Yang Maha Kuasa saja, alias pengamanan ini hanya tidak ramah waktu. Butuh waktu lebih agar santri meraih kunci dan membukanya. Sementara itu lonceng kegiatan lain sudah menanti. Lempar! Lempar!Demikian tujuh cara santri mengamankan sandalnya. Kalau saya dulu, cara paling aman adalah menyisihkan uang saku untuk beli sandal baru. Pembaca percaya? Saya, sih, Ahmad Natsir Editor Rizky PrasetyaBACA JUGA 5 Sandal Swallow Hasil Kolaborasi yang Keren biar Nggak Lagi TertukarTerminal Mojok merupakan platform User Generated Content UGC untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di diperbarui pada 7 Juni 2022 oleh Rizky Prasetya CaraMelipat Baju Agar Tidak Kusut Model Baju Terbaru 2019 from bijuteriidanystyle.blogspot.com. Hal ini bertujuan agar lekukan atau garis kusut pada jilbab dapat hilang dengan sempurna. Jadi, satu kantung hanya berisi jilbab, pakaian, celana dalam, dan sebagainya. Supaya gulungannya nggak terlalu besar, kamu bisa memanfaatkan kardus bulat. Sebenarnya di pembahasan artikel kemarin tentang Trik Agar Baju Tidak Hilang di Pesantren sudah kami lampirkan pada poin keempat yaitu memberi tanda agar baju tidak tertukar dengan teman. Karena menandai baju ini sangat efektif terutama baju seragam yang pastinya warna dan bentuknya yang sama persis karena beli nya pun di tempat yang sama. Maka dari itu perlu kita menandai baju atau barang kita yang lainnya supaya tidak tertukar dengan orang lain atau teman sekamar. Cara ini sering kami terapkan di Pondok, karena kejadian tertukar nya baju apalagi seragam dengan alasan sengaja ataupun tidak, seringkali terjadi. So, apa aja itu cara menandai baju agar tidak tertukar? Langsung aja kita check poin-poinnya dibawah ini Cara menandai baju agar tidak tertukar 1. Menandai di bagian luar kerah Cara menandai baju agar tidak tertukar yang pertama adalah menandainya dibagian luar kerah. Cara pertama ini cukup efektif untuk dicoba supaya baju tidak tertukar atau dipakai orang lain. Karena jika ada yang menggunakannya tanpa izin, akan sangat mudah ditemukan. Untuk menandai baju nya tergantung dengan warna baju yang akan ditandai. Jika warna baju gelap maka menandainya dengan Tipe-X sedangkan jika warna baju atau kemeja putih atau terang, sobat bisa menandainya dengan spidol. Tenang saja, Tipe-X atau spidol ini tidak membuat luntur saat di cuci. Juga jangan menandainya terlalu besar, cukup awalan huruf dari nama kita saja kecil di daerah kerah belakang, atau titik saja. Yang penting jika ada yang menggunakannya kita lebih mudah mengenali baju kita tersebut. 2. Menandai di daerah lengan baju Selain menandai baju dengan spidol atau Tipe-X di daerah kerah baju, kita juga bisa menandainya di daerah lengan, apalagi jika baju tersebut berlengan pendek. Tandai di daerah yang mudah dilihat. 3. Menandai dibawah baju Poin ketiga cara menandai baju agar tidak tertukar jika tidak ingin terlihat, bisa juga menandai nya di daerah bawah baju. Karena setiap baju pasti ada lipatan kecil dibawahnya, kamu bisa menandainya pada daerah tersebut. Atau jika benar-benar hanya ingin menandainya saja supaya tidak terlihat bisa menandainya di daerah dalam baju / dibaliknya. 4. Bikin baju sendiri Cara menandai baju agar tidak tertukar keempat ala wakilsantri adalah dengan membuat baju itu sendiri secara custom namun dengan desain yang sama. Jika seragam mungkin bisa menggunakan bahan yang berbeda. Ketika di Pondok dulu cara ini pernah saya gunakan dan lumayan membuat perbedaan yang kontras dengan seragam teman saya yang lain. Namun perbedaannya mungkin dari segi harga yang lebih mahal. 5. Beli ditempat dan merk yang berbeda Bukannya saya melarang untuk membeli barang dari koprasi Pondok. Karena jika kita membeli di satu tempat pasti akan sama dengan teman yang lain. Terkecuali barang-barang tertentu yang disediakan tempat untuk menamai barang tersebut, seperti tersedia nama, kelas, nama kamar dll. Biasanya buku dan tas. 6. Merajut nama pada baju / celana Terkadang jika kita sudah menandai baju kita tersebut, ada saja orang yang iseng atau jail. O ya jangan lupa juga memberi tanda pada bet atau logo baju, karena pernah ada juga kasus pencurian bet/logo seragam di jemuran. Karena malas membeli logo/bet di koprasi/kedai, pelaku menyayat bet seragam di jemuran dengan silet atau cutter. Maka tindakan menandai logo dengan spidol atau Tipe-X pun perlu dilakukan. Kembali pada poin terakhir cara menandai baju agar tidak tertukar adalah dengan merajut nama pada bagian bawah baju atau daerah pinggang celana. Karena kasus pencurian seragam ini juga pernah dilakukan meski kita sudah menandai baju atau pakaian kita. Dengan WATADOS nya Wajah Tanpa Dosa pencuri tersebut mencoret tanda yang sudah kita buat sebelumnya pada baju dan celana kita. Maka cara terakhir adalah dengan merajut nama kita, kalo celana berarti di bagian pinggang, karena tidak akan terlalu terlihat jelas. Jika baju dan seragam bisa dibawahnya, karena nantikan akan dimasukkan kedalam celana. Simpulan Nah, sobat rekan wakilsantri itulah beberapa ikhtiar kita supaya baju tidak tertukar. Sebenarnya masih banyak ide kreatif lainnya cara menandai baju agar tidak tertukar. Silahkan sobat rekan tambahkan lagi ide kreatif sobat rekan di kolom komentar dibawah ini. Jangan lupa juga jika artikel ini bermanfaat, silahkan bagikan via media sosial sobat rekan sekalian, supaya lebih banyak yang mengetahui informasi cara menandai baju agar tidak tertukar ini. Mohon maaf atas segala kesalahan dan kekurangannya. Jangan sungkan untuk memberikan kritik dan saran pada kami selaku tim Supaya blog atau situs ini semakin lebih baik lagi kedepannya. Akhirul kalam Wassalamu'alaikum.. Selamat mencoba dan semoga bermanfaat! Videotersebut merekam situasi di pelataran masjid. Sandal-sandal di sana diatur berdasarkan warna. Ada yang warna merah, biru, kuning, oranye, dan abu-abu. Semua dalam kelompoknya masing-masing. Saat dilihat pun terlihat rapi dan satisfying. Berdasarkan informasi dari pemilik video sendiri, ternyata sandal-sandal ini adalah milik para santri. Hidup di Sebuah Pondok Pesantren bukanlah hal yang mudah, terkadang niat bagus seorang santri untuk menjalani hidup di pesantren demi menimba ilmu agama dan berbakti kepada orang tua ada saja masalah yang akan dihadapi, ya salah satunya sering kali dikeluhkan oleh para santri yaitu sering hilangnya barang dan pakaian miliknya. Para Ustadz dan senior pun sudah sangat sering memberikan tips dan nasehat, namun terkadang para santri lupa atau tidak paham, terutama bagi para santri baru. Permasalahan sering hilangnya pakaian atau barang di pesantren sangat sering dirasakan terutama oleh santri baru, karena perubahan lingkungan dan kondisi hidup dari rumah dimana hanya ada keluarga saja hingga ke pesantren dimana sangat banyak orang didalam satu asrama. Penulis pun dulu adalah seorang santri dan betul-betul memahami dan merasakan apa yang seorang santri rasakan, salah satunya hilangnya baju di pesantren. Maka dari itu penulis akan memberikan Trik agar baju tidak hilang di pesantren. Tapi penulis tidak menjamin trik ini akan 100% berhasil diaplikasikan, bagaimana pun tetap saja akan terjadi kehilangan, setidaknya semoga trik yang akan penulis bagikan, setidaknya dapat meminimalisir hilangnya pakaian atau baju di pesantren dengan versi pengalaman penulis sendiri ketika masa-masa hidup di pesantren. Trik Agar Baju Tidak Hilang di Pesantren 1. Hilangkan rasa malas Trik pertama agar baju tidak hilang di pesantren adalah hilangkan rasa malas, faktor pertama kenapa baju dan barang seorang santri seringkali hilang adalah karena rasa malas. Seorang santri yang malas tentu saja menyimpan baju dan barangnya dimana saja, padahal biasanya setiap santri sudah punya almari atau kotak masing-masing. Jadi tidak ada alasan lagi untuk menyimpan baju atau pakaian sembarangan. Ketika dia lupa menyimpan baju lalu hilang, dengan mudahnya dia akan menyalahkan teman sekamarnya, padahal dia sendirilah yang jorok atau asal menyimpan barang dan pakaiannya dimana saja. Kita beri contoh, santri yang malas akan menunda-nunda pakaian kotornya untuk di cuci, padatnya aktivitas di pesantren bukan menjadi sebuah alasan menunda pakaian kotor untuk dicuci. Ketika seorang santri menumpuk pakaian kotor nya di ember atau atas lemari pasti akan hilang, entah tertukar dengan pakaian teman atau terbuang oleh santri yang sedang piket. Dan itulah kenapa baju sering hilang di pesantren, bukan karena pesantrennya tapi karena santri itu sendiri yang malas dalam mengurus barang-barangnya. 2. Kunci atau gembok lemari Setiap santri disebuah pondok pesantren pasti memiliki kotak atau lemarinya masing-masing, entah itu telah disediakan oleh pihak pondok maupun membawanya dari rumah. Terpenting sebuah lemari adalah salah satu tempat terpenting bagi para santri untuk menyimpan barang dan pakaian seperti buku, peralatan mandi, tempat makan dan lain lain. Maka dari itu trik agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan membeli kunci atau gembok lemari, supaya ketika kamu telah memasukan barang barang terpenting dilemari, temanmu tidah mudah begitu saja mengambil atau meminjam barangmu seenaknya tanpa meminta izin darimu terlebih dahulu. Namun perlu diingat pula, ketika kita mengunci atau menggembok almari, jangan lupa juga menyimpan kunci dengan aman. Entah dibawa kemanapun hendak pergi atau disimpan ditempat yang hanya diketahui oleh mu. Atau biasanya jika benar-benar tidak ingin hilang, biasanya akan digantungkan dileher seperti sebuah ID Card, namun biasanya ini hanya dilakukan oleh para santri baru, karena ribet rasanya kemana-mana dengan membawa kunci lemari. Tapi tips ini sangat membantu agar isi dalam lemari kita tetap terjaga dan aman. 3. Miliki barang yang berbeda Trik yang ketiga agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan memiliki barang yang berbeda atau memiliki ciri khas yang unik saat dikenakan. Tersedianya barang-barang kebutuhan di Koperasi tentu akan membuat barang yang dimiliki oleh setiap santri akan sama. Seperti contohnya cangkir, piring atau handuk bahkan peci. Untuk meminimalisir agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan cara memiliki barang yang berbeda namun kegunaannya tetap sama, simpanlah dengan contoh sendal, semua memakai sendal dan membelinya ditempat yang sama, tentu ini akan membuat kamu kebingungan saat hendak keluar dari kamar atau masjid, karena semua sendal yang kamu gunakan sama, bayangkan ribuan santri mengenakan sendal dan merk yang sama. Nah, untuk mengantisipasi problem diatas, saya sarankan supaya kamu membeli sendal atau barang-barang yang model atau tipenya berbeda, bisa itu menitipkannya kepada orang tua jika hendak menjenguk mu atau membelinya dari luar. Seperti seragam, semua santri pasti berseragam yang sama, caranya kamu bisa membuat seragam yang sama namun dengan bahan yang berbeda, tentu warna dan desainya harus sama persis dengan seragam yang diwajibkan dari Pondok itu sendiri namun dengan bahan yang berbeda, supaya suatu saat ada yang mengenakan seragam mu, kamu bisa langsung mengenali bahwa itu seragam milikmu. Karena hanya kamu satu-satunya yang memiliki bahan seragam bahan custom yang seperti itu. 4. Memberi tanda Seperti yang sudah saya jelaskan diatas, seragam, peci dan jas mungkin adalah barang yang setiap santri wajib dimiliki, dan Trik agar baju tidak hilang di pesantren adalah dengan memberinya dengan tanda. Tanda ini tidak harus terlihat mencolok namun tetap harus terlihat. Kita kasih contoh peci, ada beberapa pesantren yang diwajibkan kepada para santri untuk mengenakan peci yang sama saat hendak ke masjid atau menghadiri acara. Caranya jika suatu saat kita kehilangan peci, kita dengan mudah menemukan peci kita tersebut, biasanya santri akan memberi tanda untuk peci atau kopeah songkok hitam diatasnya menggunakan tipe-x atau spidol jika seragam putih. Atau jika memang benar-benar ingin berbeda namun harus tetap sama kopeah songkok hitam misalnya ada santri yang memangkas peci dibagian bawahnya. Sejenis, kurang nyaman namun ampuh dari betakkan teman. 5. Sedikit pelit Trik yang kelima agar baju tidak hilang di pesantren kali ini hanya dilakukan jika sebelumnya temanmu telah meminjam barangmu namun dia tidak amanah, alias tidak mengembalikannya kembali. Tidak mengapa kamu meminjamkannya kembali barangmu jika memang dia amanah atau mengembalikannya kembali pada mu dengan utuh, jangan terlalu pelit karena kalau kamu terlalu pelit, suatu saat jika kamu membutuhkan barang dari temanmu akan sulit untuk meminjamnya. Kesimpulannya trik agar baju tidak hilang di pesantren yang satu ini tergantung kembali lagi kepada siapa yang ingin meminjam barangmu. Apakah dia seseorang yang amanah, yang slalu mengembalikan barang mu, atau dia yang jorok karena setiap meminjam barang atau baju darimu tidak pernah dikembalikan. 6. Jemuran Ya saya pernah merasakan menjemur pakaian lalu saya lupa mengangkatnya, jadi saya menyarankan supaya ketika kamu telah mencuci pakaian lalu menjemurnya, buatlah catatan berapa baju yang sedang dijemur hari itu. Sebenarnya menghitung bajumu tidak hanya saat menjemur pakaian saja, hitung berapa jumlah keseluruhan pakaian yang kamu miliki atau bawa dari rumah. Dan catat siapa yang meminjam buku, pakaian bahkan uangmu, rajin-rajinlah. Kesibukan mu dengan aktifitas yang padat di pesantren tidak membuat mu mengingat banyak hal. Terlihat sepele namun hal-hal diatas sangatlah penting. 7. Tawakal Trik agar baju tidak hilang di pesantren yang terakhir ini adalah tawakal. Tawakal yang artinya berserah diri kepada Allah. Setelah kamu berusaha sebaik mungkin agar barang, baju atau pakaian bahkan uangmu tidak hilang di pesantren adalah dengan tawakal. Let's say, karena niatmu hidup di pesantren adalah niat yang baik, tentu syaithon sangat tidak menyukai, maka dari itu kamu pasti di uji dengan masalah yang ada saja. Hilangnya pakaian bukanlah masalah yang besar, berapa banyak orang diluar sana yang telah kehilangan iman dan amal. Kehilangan motivasi dan tujuan hidup yang jelas. Mereka tidak tau untuk apa mereka hidup. Kamu yang sudah atau sedang tinggal di pesantren banyak-banyaklah bersyukur. Karena diluar sana pun ada orang yang begitu ingin merasakan hidup di sebuah pesantren namun terkendala oleh biaya. Simpulan Nah, ikhwah sekalian.. mungkin itu dia tadi 7 trik agar baju tidak hilang di pesantren dari saya dan menurut pengalaman pribadi saya ketika saya hidup di pesantren dulu, semoga bermanfaat dan dapat menjadi solusi bagi kamu yang sedang mondok atau hendak mondok mungkin.. Atau jika ada yang ingin menambahkan silakan tulis di kolom komentar dibawah ini. Silakan share kepada saudara atau teman dan jangan lupa untuk subscribe atau berlangganan di blog wakilsantri ini supaya kami lebih bersemangat dalam menulis artikel seputar dunia Kepesantrenan dan membaca artikel kami yang lainnya. Wassalam.. Sebenarnyakakek dan neneknya awalnya keberatan, namun akhirnya mengizinkan dengan beberapa syarat yang harus di jaga oleh akbar yakni, tidak boleh lepas shalat dan harus baca Al-Qur’an. Setelah melalui pertimbangan matang dari pengurus Al-hilal, Akbar dipulangkan dulu ke rumahnya pada hari Rabu (4/11/2020) tujuannya untuk bertemu dengan Keluhan anak di pesantren akan seringnya baju tertukar sebenarnya hanya masalah kecil dan sederhana. Namun karena sifat manja sang anak saat awal mondok, hal ini menjadi sebuah masalah yang besar. Kita sebagai orang tua pun ada baiknya mensiasati bagaimana mambantu anak supaya baju atau pakaian nya tidak tertukar dengan temannya. Meski bajunya sama seperti seragam mungkin rasanya akan berbeda saat dikenakan. Syukur-syukur bila baju yang tertukar masih bagus atau baru dicuci, bagaimana jika yang tertukar baju yang kotor, lusuh atau sudah usang? Pasti menjengkelkan bukan? Seperti pengalaman-pengalaman saya dulu saat mondok. Ada beberapa cara yang saya lakukan supaya baju tidak tertukar, semoga saja cara ini dapat sedikit membantu para santri agar bajunya tidak tertukar. Langsung simak saja uraian dibawah ini sampai habis agar baju anak tidak tertukar di Pesantren. Agar Baju Anak Tidak Tertukar di Pesantren 1. Masukan baju kedalam lemari Sudah pernah saya mengingatkan pada artikel yang sudah saya buatkan sebelumnya yaitu trik agar baju tidak hilang di pesantren. Didalamnya sudah saya singgung agar seorang santri tidak lagi jorok, menyimpan baju yang telah dipakai disimpan disembarang tempat, terutama seragam. Disimpan atau digantungkan diatas, di samping lemari sebenarnya tidak direkomendasikan terutama baju seragam. Karena mungkin teman sebelah lemari kadang mengira baju tersebut miliknya. 2. Punya seragam cadangan Cara selanjutnya agar baju anak tidak tertukar di Pesantren yaitu dengan memiliki baju koko, kemeja atau seragam cadangan. Tidak ada salahnya terutama untuk seragam memiliki dua atau lebih. Karena pakaian ini sangat penting dan sering dipakai. Jadi saat hilang dadakan pun sang anak tidak terlalu panik saat baju hilang atau tertukar. Ia akan memakai baju cadangan sementara. 3. Menandai baju agar tidak tertukar Untuk poin yang ketiga ini silahkan baca artikel saya sebelumnya yang sudah dibuat yaitu cara menandai baju agar tidak hilang. Di artikel tersebut saya sudah menjelaskan panjang lebar bagaimana baju atau pakaian tidak hilang atau tertukar. Tidak hanya saat di pesantren saja, namun saat baju akan di cuci ke laundry. 4. Sedikit berbeda tak mengapa Poin yang keempat agar baju anak tidak tertukar di Pesantren yaitu meski saja pakaianmu telah tertukar lalu setelah mengumumkan di kamar masih tidak ada yang mengakuinya, cara ini bisa dilakukan saja. Meskipun tertukar namun jenis pakaian masih sama, tak jadi masalah yang penting kebermanfaatan nya masih sama. Mungkin suatu saat akan ada yang mencarinya. 5. Desain baju yang sedikit berbeda Mendesain baju khususnya seragam meski sedikit berbeda pun tidak masalah, hal ini dapat mengurangi sedikit resiko akan tertukarnya baju di asrama. Selagi desain baju tidak menyalahi aturan yang ada di pondok, seperti celana pensil, warna baju berbeda dan lain-lain. 6. Beli baju custom Membeli baju custom sama seperti poin yang kelima diatas. Namun poin ini lebih ke baju bebas. Maksudnya jika baju yang disediakan di koperasi pelajar mungkin ada banyak santri yang membeli baju yang sama dan hal ini meningkatkan tertukarnya baju. Jika memungkinkan, silahkan beli baju ditempat yang lain yang tidak ada yang sama jenis bajunya. Namun tetap dengan tidak menyalahi aturan yang berlaku di pondok. Seperti baju yang ramai dengan gambar, kaos partai dan lain-lain. Penutup Nah sobat wakilsantri, mungkin diatas tadi beberapa cara agar baju anak tidak tertukar di Pesantren. Sebenarnya masih banyak cara-cara kreatif dengan mengakali agar pakaian tidak tertukar. Intinya, tertukar nya baju di pesantren bukanlah sebuah masalah yang besar. Kita sebagai santri bagusnya lebih meningkatkan kembali akan kesadaran akan barang-barang pribadi. Silahkan share artikel ini supaya teman asrama mu di pondok juga tau. Jangan lupa tinggalkan komentar dibawah jika ada pertanyaan atau hal yang kurang jelas. Agar baju anak tidak tertukar di Pesantren

AgarWhatsapp tidak terlihat Online dan Tulisan sedang mengetik hilang sobat harus mengikuti beberapa langkah yang kami jabarkan di sini! Tapi disini caranya menggunakan aplikasi ya sob! Jadi siapakan koneksi untuk mengunduh aplikasi agar wa tidak terlihat online dan status tulisan sedang mengetik.

. 358 222 288 493 50 492 73 339

trik agar baju tidak hilang di pesantren